Today (31/01/2022) bertepatan dengan liburan Seollal di Korea Selatan. Biasanya liburan Seollal berlangsung selama 3 hari. Bagi orang Korea, Seollal itu merupakan hari besar dan sangat penting sama halnya dengan kita muslim Indonesia ketika lebaran Idhul Fitri orang Indonesia pun pasti mudik ke kampung halamannya masing-masing. Begitu pula dengan orang Korea mereka juga melakukan mudik ke gohyang (read: kampung halaman). Sebuah informasi buat Yeorobun nih Seollal itu merupakan hari raya rakyat Korea yang terbesar dan terpenting. Sehingga hari liburnya berlangsung selama 3 hari karena dianggap saking pentingnya daripada tahun baru kalender Gregorian (kalender Masehi).
Biasanya Seollal jatuh pada tanggal yang sama dengan tahun baru Imlek, kecuali ketika bulan baru muncul antara jam 15:00 UTC (tengah malam waktu Korea) dan 16:00 UTC (tengah malam waktu Cina). Dalam kasus ini (rata-rata terjadi 24 tahun sekali), bulan baru akan muncul “keesokan harinya” di Korea dibanding di Cina, dan Seollal akan dirayakan sehari setelah Imlek di Cina.
Yeorobun, di Seollal kali ini PKS Korsel mengadakan rihlah ski bersama dengan para WNI yang ada di Korsel. Dan disaat Seollal banyak sekali para PMI dan Mahasiswa/i Indonesia yang libur. Jadi dimomen ini tak hanya para orang Korea saja yang mudik ke kampung halaman bahkan orang Indonesia pun ikut mudik. Eits… tapi bukan mudik ke Indonesia melainkan mudik ke kota Ansan. Yups,, Kota Ansan terkenal dengan ‘Da Munhwa’ (read: semua budaya) karena saking banyaknya pekerja asing dari berbagai negara dan tak luput jumlah PMI (Pekerja Migran Indonesia) juga sangat banyak.
Jadi, buat Yeorobun ketika berkunjung ke Korea jangan lupa mampir ke kota Ansan biar bisa merasakan vibe Indonesia di negeri Ginseng. Maka dari itu sangat banyak sekali peminat yang ingin ikut main ski bareng PKS Korsel, namun karena quota bus terbatas, pada rihlah kali ini hanya menampung sebanyak 45 peserta saja. Suasana selama perjalanan sangat berasa seru ketika para peserta diajak main tebak-tebakan seputar PKS. Dan ketika sampai di Jisan Resort peserta sangat excited dan tak sabar untuk mencoba dan bergaya ala-ala peselancar. Meskipun banyak dari kita yang belum mahir namun mereka terus mencobanya. Karena jika kita gagal dan tidak mau mencoba berulang kali sampai kapan pun akan terus gagal. So Yeorobun jangan pernah takut untuk mencoba suatu hal yang belum pernah jalani. Karena jika kita tidak mencobanya kita tidak akan pernah tahu hasilnya.
Seoul (9/4) – Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar dan sebagian diantaranya tidak hanya tinggal di wilayah dalam negeri tetapi ada pula yang berada di luar negeri. Ada berbagai alasan bagi mereka yang tinggal di luar negeri, diantaranya adalah untuk belajar dan bekerja. Warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri baik untuk sementara maupun menetap lama dapat disebut sebagai diaspora Indonesia.
Diaspora Indonesia umumnya berada pada kisaran usia muda dan produktif, atau biasa disebut dengan usia milenial. Tidak mudah bagi seseorang memutuskan menjadi diaspora. Hal ini dikarenakan mereka harus siap meninggalkan zona nyaman tanah air Indonesia sebagai tempat kelahiran dan kampung halaman. Di tanah rantau, para diaspora harus adaptif dengan lingkungan baru yang tidak semua orang dapat menjalaninya. Ada banyak perbedaan antara kehidupan di luar negeri dan tanah air Indonesia, mulai dari cuaca, makanan, bahasa, kehidupan sosial budaya, dan masih banyak lagi. Dengan tantangan tersebut, maka mereka yang berada di usia milenial umumnya lebih cepat menyesuaikan diri.
Diaspora milenial PKS Muda yang dihadiri ratusan pemuda dalam dan luar negeri pada tanggal 29 Agustus 2021 kemarin, tidak hanya soal mencari jati diri pribadi di negeri orang. Mereka mempunya potensi dan harapan yang besar dalam pembangunan Indonesia di masa yang akan datang. Kehadiran diaspora Indonesia di luar negeri akan membuktikan bahwa warga negara Indonesia juga mempunyai kemampuan untuk dapat dihargai serta mempunyai nilai manfaat yang lebih di mata dunia. Sharing informasi juga akan membawa Indonesia sebakin global dalam dunia keilmuan dan banyak aspek lainnya. Sebagai contoh saat ini banyak forum ilmiah di tingkat dunia yang mana salah satu penggeraknya tidak lain adalah diaspora Indonesia. Sebagian organisasi dunia juga menempatkan diaspora Indonesia sebagai salah satu jajarannya.
Para diaspora Indonesia yang selanjutnya kembali ke tanah air tentu akan menjadi magnet keilmuan tersendiri di lingkungannya. Sharing keilmuan dan informasi akan terjadi sehingga masyarakat Indonesia akan semakin kaya ilmu serta semakin luas wawasannya. Sebagai contoh, mereka yang sebelumnya belajar di luar negeri maka selanjutnya dapat memberikan informasi yang didapat pada lingkungan tempat kerjanya seperti di Universitas maupun instansi lain di Indonesia. Tentunya, diaspora Indonesia sangat berperan penting dalam pembangunan di Indonesia.
Pun demikian dengan PKS sebagai partai yang solid dengan sumber daya manusia yang berkualitas. PKS tidak hanya berdikari di wilayah Indonesia tetapi juga berkembang di berbagai wilayah luar negeri secara global di dunia. Kekuatan PKS luar negeri tentunya digerakkan oleh para diaspora Indonesia yang tidak perlu diragukan lagi prestasinya.
Sebagai contoh, PKS Korea Selatan yang saat ini dikomando oleh Aji Teguh, sebagai seorang CEO muda dan juga saat ini sedang menempuh pendidikan pasca sarjana di Korea Selatan. PKS Korea Selatan juga digerakkan oleh tim solid dengan para anggota dari diaspora milenial yang bertalenta. PKS Belanda diketuai oleh Fajar, seorang lulusan Civil Engineering Management Hanzehogeschool Groningen Belanda. PKS Taiwan diketuai oleh Derry Yusuf, lulusan master degree di National Taiwan University. PKS Jerman ada sosok muda berprestasi Fiddinul Hayat, seorang lulusan Public Health di Technische Hochschule Mittelhessen yang saat ini sedang melanjutkan master degree. PKS Amerika ada Yusuf seorang Manager IT Product Security di startup termuka di Sillicon Valey.
Wuiih… Gokils banget gak tuhh gaesss profil profil mereka?
Itu baru sedikit lho dari sekian banyak anak anak muda millenial PKS yang sedang berdiaspora ke seluruh dunia.
Yang mau join bergabung belajar berkarya hingga ke seluruh dunia, jangan ragu ragu daftar di bit.ly/PKSMendunia konfirmasi ke wa.me/821056068284 (admin PKS Korea Selatan)
PKSKOREA.ORG, Korea Selatan – Marhaban yaa Ramadhan, alhamdulillahi wa syukurillah, tepat pada hari ini kita telah memasuki tanggal 1 Ramadhan yang penuh berkah, waktu dimana pahala kebaikan dilipatgandakan. Bulan Ramadhan merupakan momen yang sangat tepat untuk kita memperbaiki diri, baik dengan memperbaiki kualitas ibadah wajib, menambah amalan ibadah sunnah, memperbanyak sedekah, menambah interaksi kita dengan Al Qur’an dan menyambung silaturahim dengan saudara – saudara kita.
Keluarga besar PIP PKS Korea Selatan tak lupa mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa kepada seluruh keluarga muslim Indonesia di Korea Selatan secara khusus dan seluruh keluarga muslim dari berbagai negara di Korea Selatan pada umumnya. PIP PKS Korea Selatan, Insya Allah, akan ikut meramaikan momen kebaikan ini dengan program Pas Kita Sahur, yaitu program untuk menemani momen sahur seluruh keluarga muslim Indonesia di Korea Selatan. Pas Kita Sahur, atau kita singkat PKS ini akan mengudara pada pukul 3.30 hingga 10 menit sebelum adzan subuh berkumandang di kanal media facebook PKS Korea Selatan secara live. Dan buat sobat semua yg mau ikut ngeramein acara PKS ini, atau tertarik untuk bergabung dengan PIP PKS Korea Selatan, silahkan hubungi mimin di 010-5606-8284.
Terakhir, mari hiasi bulan Ramadhan ini dengan semangat kebaikan, sehingga kita meraih kemenangan di bulan Ramadhan ini.
Alhamdulillah wa shalatu wa salam ‘ala Rasulillah. ‘Amma ba’du …
Agama Islam adalah mulia, tinggi, laa yu’la ilahi, tidak ada yang lebih tinggi dari Islam. Islam bukanlah agama yang kejam sebagaimana propaganda yang dilakukan oleh beberapa media. Islam agama damai dan cinta kedamaian. Termasuk bentuk keindahan agama kita yang mulia, memberikan kebaikan bagi alam semesta, menurunkan rahmat kepada seluruh makhluk. Kita sebagia muslim, seyogyanya menjadi duta kesejahteraan dan keadilan untuk semua kemanusiaan; kecuali mereka yang telah menodai tangan-tangan mereka dengan darah umat Islam dan menindas orang-orang lemah.
Begitu hal nya, kita yang tinggal di Korea, yang mana mayoritas adalah non-muslim. Dalam hal muamalah, kehidupan sehari-hari, kita idealnya bersikap baik kepada mereka.
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS Al Mumtahanah: 8)
Termasuk di antara bentuk kebaikan dalam berinteraksi dengan mereka adalah bergabung dengan kebahagiaan dan kesedihan dalam masalah duniawi. Adapun kebahagiaan keagamaan mereka yang tertuang pada hari-hari raya mereka, maka jauhilah. Adapun jika dalam yang lainnya maka tidak apa-apa ikut serta, mengunjungi mereka, menjalin hubungan untuk mengucapkan selamat atau belasungkawa, seperti; ketika meraih kesuksesan, baru kembali dari perjalanan, baru sembuh, atau karena meninggalnya kerabat atau teman dekatnya. Kerena jalinan hubungan semacam ini pasti akan mempunyai dampak yang akan terkesan di dalam hati, dengan perangai seperti itu akan tercipta sisi kemanusiaan yang positif pada agama kita yang mulia dan akan bermanfaat baginya untuk mengajaknya ke dalam Islam.
Wallahu’alam bish shawaab. Semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah-Nya kepada kita juga keluarga, kerabat, teman-teman semua. Aamiin Yaa Rabb.
Dalam rangka menambah silaturrahim dan penguatan jaringan kepada seluruh WNI di Korea Selatan, PIP (Pusat Informasi dan Pelayanan) PKS Korea Selatan ingin melakukan perekrutan anggota untuk periode tahun 2020 – 2025 dengan pilihan bidang sebagai berikut:
Seoul (12/4) – Pelantikan Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masa khidmat 2015-2020 dilangsungkan pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) ke-4 PKS di Hotel Bumi Wiyata Depok, Jawa Barat, Senin (14/9).
Ada yang berbeda dan spesial pada kepengurusan kali ini. Ada nama anak muda yang kiprahnya telah terdengar di skala nasional bahkan internasional, yaitu Gamal Albinsaid. Dokter muda yang didapuk sebagai ketua DPP Bidang Kepemudaan di periode 2020-2025 ini adalah CEO Klinik Asuransi Sampah. Beliau memiliki gagasan dalam membantu orang orang miskin yang tidak mampu berobat agar mendapatkan layanan pengobatan dan kesehatan yang layak. Karena gagasan dan karyanya, dokter muda Gamal Albinsaid diundang di berbagai forum international.
Ketua Majelis Syuro (MS) PKS Salim Segaf Al Jufri memimpin pembacaan sumpah pengurus pusat PKS dan diikuti oleh seluruh jajarannya.
“Kami, pengurus pusat PKS bersumpah menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya dengan menegakkan perintah Allah SWT dan menjalankan suunah Rasulullah SAW,” tegas Salim mengawali pembacaan sumpah.
Susunan pengurus DPTP PKS, yang terdiri dari Majelis Pertimbangan Pusat (MPP), Dewan Syariah Pusat (DSP), serta Dewan Pengurus Pusat (DPP), dibacakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PKS, Mardani Ali Sera.
“Bismillahirohmanirrohiim, Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Surat Keputusan Nomor 5/SKEP/MSPKS/XI/1436H tentang Penetapan Struktur Tingkat Pusat Partai Keadilan Sejahtera menetapkan nama-nama berikut sebagai pengurus pusat,” kata Mardani memulai pembacaan pengumuman.
Berikut daftar lengkap Pengurus DPP PKS 2020-2025:
Ketua Majelis Syura Partai : Dr Salim Segaf Aljufri Wakil Ketua Majelis Syura : Dr Hidayat Nur Wahid Wakil Ketua Majelis Syura : Mohamad Sohibul Iman, Ph.D. Wakil Ketua Majelis Syura : Ahmad Heryawan, Lc., M.Si Wakil Ketua Majelis Syura : Suharna Surapranata, MT Sekretaris Majelis Syura : Ir. Untung Wahono, M.Si Ketua Majelis Pertimbangan Pusat : Dr. Ir. H Suswono, MMA Ketua Dewan Syariat Pusat : Dr KH Surahman Hidayat
Presiden : H. Ahmad Syaikhu Sekretaris Jenderal : Habib Aboe Bakar Alhabsyi, SE Wakil Sekretaris Jenderal Organisasi,Kinerja, Administrasi dan Sistem Informasi Pusat Data : Muhammad Arfian, MBA Wakil Sekretaris Jenderal Personalia dan Kerumahtanggaan : Ayon Prasetyawan, M.Sc Wakil Sekretaris Jenderal Hukum dan Advokasi : Zainudin Paru, S.H., M.H. Wakil Sekretaris Jenderal Program dan Isu Strategis : IIE Sumirat Sundana Wakil Sekretaris Jenderal Hubungan Antar Lembaga : Dr. Moh. Rozaq Asyhari, SH, MH Wakil Sekretaris Jenderal Protokoler dan Pengamanan Pimpinan : Sugeng Susilo Wakil Sekretaris Jenderal Perencanaan dan Kajian : Haryo Setyoko, MPA Wakil Sekretaris Jenderal Arsip dan Sejarah : T. Farida Rachmayanti, SE, M.Si Wakil Sekretaris Jenderal Komunikasi Publik : Ahmad Fathul Bari, S.Hum., M.S.M. Bendahara : Mahfudz Abdurrahman, S.Sos
Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri : Sukamta, Ph.D. Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan : H. Buchori, M.A Ketua Badan Pembinaan Kepemimpinan Daerah : Dr. Zulkieflimansyah Ketua Bidang Pembinaan Kader : Drs. H. Muhammad Said, M.Hum Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Desa : Syahrul Aidi Mazaat Ketua Bidang Pemberdayaan Jaringan Usaha dan Ekonomi dan Kader : Rofik Hananto Ketua Bidang Kepemudaan : dr. Gamal, M.Biomed Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga : Dr. Kurniasih Mufidayati Ketua Bidang Hubungan Masyarakat : Ahmad Mabruri Mei Akbari Ketua Bidang Seni dan Budaya : Ecky Awal Mucharam Ketua Bidang Politik, Hukum dan Keamanan : Dr. Al Muzammil Yusuf, M.Si. Ketua Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada : Ir. Sigit Sosiantomo Ketua Bidang Kesejahteraan Sosial : Dr. Hj. Netty Prasetiyani, M.Si Ketua Bidang Pembangunan Keumatan dan Dakwah : Dr.H. Ali Akhmadi, M.A Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan : Dr. Hj. Anis Byarwati, S.Ag, M.Si Ketua Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Hidup: Mardani Ketua Bidang Ketenagakerjaan : M. Martri Agoeng Ketua Bidang Tani dan Nelayan : Riyono, S.Kel Ketua Bidang Kepanduan : H. Yoyok Switohandoyo, ST Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) : H. Hendry Munief, MBA Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) : Ir. H. Ahmad Junaidi Auly, MM Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Banten, Jakarta dan Jawa Barat (Banjabar) : drh. H. Achmad Ru’yat, M.Si Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Jawa tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta (Jatijaya) : Dr. Abdul Fikri Faqih, M.M. Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Balinusra) : H. Johan Rosihan, ST Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Kalimantan : H. Alifudin, S.E. , M.M. Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Sulawesi : H. Suryadarma, Lc Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Indonesia Timur (Intim) : Dr.H. Muhammad Kasuba, M.A
Ketua Komisi Konstitusi dan Legislasi : T.B. Soemandjaja Rukmandis Ketua Komisi Organisasi dan Wilayah : Dr. Hermanto,, SE, M.Si Ketua Komisi Kebijakan Publik : Memed Sosiawan, ME Ketua Komisi Kajian Strategis : Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, M.Si Ketua Komisi Ideologi : Drs. Musoli Ketua Komisi Ketahanan Keluarga : Dra. Wirianingsih, M.Si Ketua Komisi Penegakan Disiplin Syari, Organisasi, dan Etik : H. Abdul Muiz Saadih, MA Ketua Komisi Kajian dan Bayan : H. Abdullah Haidir, Lc Ketua Komisi Bina Keluarga Sakinah : Dr. KH. Muslih Abdul Karim, MA Ketua Komisi Bina Struktur dan SDM : H. Iman Santoso, Lc, MEI Ketua Komisi Keumatan : H. Zufar Bawazir, Lc
Ketua Fraksi MPR RI : Ir Tifatul Sembiring Ketua Fraksi DPR RI : Dr Jazuli Juwaini, Lc, MM
BANDUNG (5/10) – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mengumumkan susunan kepengurusan baru masa khidmat 2020-2025. Habib Salim Segaf Aljufrie terpilih lagi sebagai Ketua Majelis Syura (MS) PKS, sedangkan Ahmad Syaikhu ditunjuk sebagai Presiden PKS menggantikan Mohamad Sohibul Iman dan Habib Aboe Bakar Alhabsyi sebagai Sekertaris Jendral menggantikan Mustafa Kamal. Proses pemilihan Pengurus PKS masa bakti 2020-2025 berlangsung pada sidang Musyawarah Majelis Syura PKS di Bandung, Senin (5/10/2020).
“Alhamdulillah Sidang Musyawarah Majelis Syura berjalan dengan lancar. Para anggota Majelis Syura PKS yang hadir telah melaksanakan kewajiban syuranya secara baik dan memilih kader-kadernya untuk penugasan menjayakan partai di 5 tahun kedepan,” kata Habib Salim dalam pidato sambutannya sesaat setelah ditetapkan sebagai ketua Majelis Syura.
“Pelaksanaan sidang menaati protokol kesehatan covid-19. Semua peserta mengikuti swab test terlebih dahulu dan dinyatakan sehat, memakai masker, menjaga jarak dan selalu menjaga kebersihan. Semoga semua anggota Majelis Syura yang hadir selalu dalam kondisi sehat,” kata Habib Salim.
Habib Salim Segaf Al Jufri sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Sosial RI periode 2009-2014. Pada kepengurusan PKS 2015-2020 lalu Habib Salim terpilih menjadi ketua Majelis Syura menggantikan allahyarham KH Hilmi Aminuddin. Kini Habib Salim terpilih kembali sebagai Ketua Majelis Syura PKS.
“Di PKS ini semua tugas tidak ada yang berat karena semua dikerjakan bersama-sama. Dipikirkan, dirumuskan dan disepakati bersama. Jadi saya sebagai ketua tak terlalu terbebani dengan pekerjaan teknis. Yang berat itu nanti dihadapan Allah. Apakah saya amanah atau khianat dalam tugas ini,” kata Habib Salim.
Anggota Majelis Syura yang hadir dalam musyawarah ini adalah utusan masing masing provinsi. Mereka terpilih menjadi anggota Majelis Syura 2020-2025 pada Pemira (Pemilihan Raya) anggota MS dengan sistem pemilihan eletronik. Para kader PKS seluruh Indonesia telah melaksanakan pemilihan anggota Majelis Syura PKS pada 26 Juli lalu. Hasilnya 66 anggota terpilih mewakili 34 provinsi. Merekalah yang hadir bersidang pada Musyawarah Majelis Syura di Bandung.
Sementara itu, kepada Ahmad Syaikhu yang ditunjuk menggantikan Mohamad Sohibul Iman sebagai Presiden PKS, Habib Salim berpesan agar Saudara Ahmad Syaikhu bisa melanjutkan dan meningkatkan capaian prestasi yang telah diwariskan oleh Saudara Sohibul Iman.
“Tradisi di PKS, jabatan Presiden itu hanya satu periode saja. Dan itu tradisi yang sangat baik untuk dilanjutkan. Agar regenerasi dalam menjalankan tugas kepemimpinan terus berjalan.” Ujar Sohibul Iman menjelaskan terkait pergantian posisi Presiden PKS dari dirinya ke Ahmad Syaikhu. Saat ini Sohibul Iman diamanahi sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro PKS mendampingi Habib Salim.
“Ahmad Syaikhu salah satu kader terbaik partai yang layak melanjutkan tugas sebagai Presiden PKS. Beliau pribadi yang santun, berintegritas dan totalitas dalam berjuang!” Tambah Sohibul mengomentari penerusnya.
Ahmad Syaikhu insya Allah siap melanjutkan kepemimpinan yang ditugaskan kepadanya.
“Terimakasih kepada Kang Sohibul Iman karena telah meletakan fondasi yang sangat baik bagi PKS. Ini adalah bekal terbaik bagi kami di kepengurusan mendatang. Insya Allah, kami akan terus lanjutkan perjuangan lebih baik lagi!” kata Syaikhu
Dalam sambutannya, Ahmad Syaikhu mengatakan bahwa bangsa Indonesia juga sedang mengalami krisis kesehatan, krisis ekonomi dan krisis kepemimpinan nasional. Oleh karena itu kita harus memiliki optimisme dan semangat pantang menyerah melewati ujian yang maha berat ini. “Kita semua harus siap menjadi pelopor dalam menyuarakan dan membela kepentingan rakyat!” Tegas Syaikhu
“Kunci keluar dari krisis adalah semangat kebersamaan dan setia pada cita-cita luhur para pendiri bangsa. Konsisten berjuang menegakan nilai-nilai luhur Pancasila, UUD NRI 1945 dan ajaran agama. Menjadikan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, kepentingan kelompok dan golongannya!” jelas Syaikhu
“Sikap politik PKS tetap istiqomah bersama rakyat menjadi kekuatan oposisi mengawal dan mengawasi jalannya roda Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Meskipun PKS di luar pemerintahan, PKS berkomitmen menjadi partai yang siap turun tangan menyelesaikan berbagai permasalahan yang membebani rakyat. PKS akan hadir sebagai bagian dari solusi bukan bagian dari masalah,” kata Syaikhu
Dalam kesempatan itu juga Syaikhu yang pernah menjadi wakil walikota Kota Bekasi dan saat ini menjadi anggota DPR RI menyampaikan terima kasihnya atas kinerja kepengurusan partai periode 2015-2020 yang telah banyak membawa kemajuan bagi partai dan memberikan yang terbaik bagi bangsa.
Musyawarah MS PKS diselenggarakan 2-5 Oktober di Bandung. Tanggal 2 semua peserta dilakukan test swab. Tanggal 3 Oktober peserta di karantina di kamar hotel masing-masing sambil menunggu hasil test swab. Semua peserta setelah dinyatakan test swab negatif baru mengikuti Sidang tanggal 4-5 Oktober.
Sidang musyawarah juga memutuskan Mohamad Sohibul Iman, Ahmad Heryawan dan Suharna Surapranata sebagai wakil ketua Majelis Syura. Untung Wahono sebagai sekretaris Majelis Syura. Suswono sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP), Surahman Hidayat sebagai Ketua Dewan Syariah Pusat (DSP), Aboe Bakar Al Habsyi sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) dan Mahfudz Abdurrahman sebagai Bendahara Umum DPP.
Bismillahirrahmanirrahim, innalhamdalillah, wassholatuwassalam ‘alaa sayyidina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shohbihi wasalam. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang selalu memberikan kasih dan sayangnya kepada kita hamba-hambanya yang mudah-mudahan selalu berusaha untuk terus meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita. Sholawat dan salam mari kita tujukan kepada Rasullullah, Muhammad, junjungan dan suri tauladan kita semua. Semoga kita bisa mendapatkan syafa’atnya di hari akhir kelak.
Sebagaimana yang sudah kita tahu bahwa masa sekarang ini merupakan masa yang cukup sulit bagi kita umat manusia. Kita sedang terkena suatu musibah global, yaitu pandemi Covid19. Dari berita-berita yang sampe saat ini beredar, virus ini telah menginfeksi lebih dari 10 juta orang dan menyebabkan kematian hingga 500 ribu jiwa. Virus ini telah menyebar ke 213 negara di dunia sehingga WHO mengeluarkan status pendemi untuk penyakit ini pada 11 Maret yang lalu. Sifat penyebaran virus dari penyakit Covid19 ini bisa dibilang sangat dahsyat dan gejala yang ditimbulkannya pun sangat unik. Untuk rentang usia dibawah 50 tahun, gejala yang ditimbulkan bisa dimulai dari tidak ada gejala sama sekali hingga menyebabkan kematian mendadak. Sedangkan gejala pada pasien dengan usia 50 tahun ke atas, gejala yang dialami mulai dari gejala ringan hingga kematian. Pada awal penemuannya, virus ini diketahui menyerang organ pernapasan. Kebanyakan pasien yang terinfeksi oleh virus ini, maka biasanya akan menunjukkan gejala panas tinggi dan sesak napas dan batuk kering. Biasanya bila gejala sudah cukup parah, maka perawatannya akan menggunakan alat bantu napas yang biasa disebut dengan ventilator. Namun seiring penelitian terhadap virus ini, ditemukan beberapa mutasi yang terjadi sehingga virus ini juga ditemukan pada selaput otak.
Sudah kurang lebih enam bulan dari penemuan virus ini ditemukan di kota Wuhan, Republik Rakyat Cina. Banyak penelitian-penelitian yang dilakukan untuk menemukan obat yang bisa digunakan dalam proses perawatan pasien, dan yang paling utama yaitu penemuan vaksin yang bisa membantu melawan virus ini di tubuh manusia, sehingga virus ini bisa dikontrol seperti virus-virus lainnya yang sudah lebih dulu merebak di masyarakat. Namun menurut pendapat para ekspert dibidang kesehatan dan virus, paling cepat vaksin baru bisa digunakan kurang lebih 1 atau 2 tahun ke depan. Selama menunggu para peneliti untuk menemukan vaksin dan obat untuk perawatan, berbagai cara telah dilakukan demi menahan penyebaran virus ini lebih jauh lagi. Beberapa hal yang bisa kita lakukan yaitu dengan menjaga kebersihan tubuh terutama tangan dengan sering-sering mencuci tangan menggunakan sabun selama kurang lebih 30 detik, kemudian sedia handsanitizer setiap keluar rumah kalo-kalo tidak menemukan tempat mencuci tangan yang baik. Selain itu pakailah masker setiap berpergian. Ini menjadi suatu hal yang penting selain dari menjaga jarak kurang lebih dua meter antar individu guna menghindari kontak langsung dan erat. Kewajiban memakai masker di kendaraan umum sudah dicanangkan oelh pemerintah Korea semenjak pertengahan Mei yang lalu. Apabila ada yang tidak memakai masker, maka supir kendaraan atau petugas terkait akan melarang untuk masuk. Kemudian hindari keramaian dan kegiatan-kegiatan di ruangan tertutup. Dari beberapa laporan kasus positif di Korea Selatan, penyebaran paling cepat itu terjadi pada ruangan tertutup, maka pemerintah menghimbau untuk membuka ventilasi udara setiap saat agar terjadi pertukaran udara dari dalam ke luar. Hingga saat ini Korea Selatan masih terus berjuang untuk meurunkan angka positif yang masih terus naik turun dengan rata-rata kasus sekitar 50 kasus per hari.
Semua himbauan di atas merupakan salah satu bentuk ikhtiar yang dilakukan manusia terlepas dari apa agama yang dianut. Sebagai contoh, beberapa waktu yang lalu, Arab Saudi menutup Kota Makkah terutama Masjidil Haram dari kujungan ibadah yang melibatkan banyak orang seperti umrah dalam beberapa periode. Kemudian dibuka kembali perlahan-lahan dengan berbagai himbauan demi mencegah penyebaran virus di sekitaran Ka’bah. Hal seperti ini sebetulnya juga menjadi anjuran baginda Rasulullah Saw mengenai wabah dan penyakit. Meskipun ikhtiar-ikhtiar tersebut terkesan membuat kita meninggalkan ibadah, namun para alim ulama dengan segala macam keilmuannya merumuskan fatwa yang baiknya kita ikuti. Sebagai seorang muslim, selain berpedoman kepada Al-Quran dan Sunnah, kita juga dituntut untuk mendengarkan ijtihad para ulama yang dikeluarkan dalam suatu produk yang biasa disebut dengan fatwa. Namun dalam hal ini, pasti ada juga ulama yang mengeluarkan pendapat yang berbeda, sehingga kita bisa memilih pendapat mana yang sesuai dengan kondisi kita saat ini. Adapun di Indonesia, sejauh info yang saya tahu, MUI telah mengeluarkan beberapa rumusan fatwa terkait pelaksanaan ibadah ditengah pandemi Covid19 yang tengah berlangsung, salah satunya yaitu Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020.
Fatwa yang telah dibuat oleh Majelis Ulama Indonesia, sebagai perwakilan dari persatuan ulama seluruh Indonesia dan rujukan sumber hukum Islam di Nusantara, menghimbau penundaan shalat berjamaah di masjid terutama sholat Jum’at yang sifatnya wajib bagi laki-laki di area-area yang terdampak Covid19 cukup parah. Untuk hal ini, setiap muslim diwajibkan untuk mengganti sholat jumat dengan sholat zuhur dikediamannya masing-masing. Sedangkan bagi daerah yang masih dalam situasi kondusif, pengawasan ketat pada kegiatan sholat Jum’at dan berjamaah di masjid menjadi suatu kewajban bagi setiap individu muslim. Beberapa langkah yang perlu diperhatikan adalah dengan membawa sajadah sendiri, tidak melakukan kontak langsung, serta selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum/setelah berangkat ke masjid. Langkah-langkah ikhtiar tersebut telah dirancang sedemikian rupa dengan mempertimbangkan segala aspek mulai dari sisi syariat ibadah maupun muamalah (hubungan sosial antar manusia). Jadi sebagai seorang muslim yang baik, kita mestinya berusaha untuk mengikuti himbauan dari fatwa tersebut. Karena sesungguhnya setiap fatwa hasil dari ijtihad yang dibuat oleh para ulama kita telah melalui berbagai macam kajian ilmu syariat.
Namun, dari beberapa info yang juga beredar di masyarakat, kita masih melihat ada saja sekelompok orang yang terkesan tidak mengindahkan himbauan tersebut meski sumbernya sudah sangat jelas yaitu dari MUI Pusat. Hal ini berdampak kurang baik bagi sebagian orang awam yang memang tidak tahu menahu mengenai kondisi Covid19 secara detil. Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, Covid19 ini merupakan penyakit (wabah) baru yang masih belum bisa dikontrol. Sehingga ada baiknya kita berusaha sebaik mungkin agar tidak terlular ataupun menularkan orang lain. Dari hasil diskusi beberapa kawan yang memang berkecimpung di dunia medis dan juga informasi dari beberapa portal berita mengenai pendapat para ekspert di bidang kesehatan, mereka memberikan suatu pendapat menarik tentang pola pikir yang seharusnya dimiliki setiap individu dalam menyikapi Covid19 ini. Yaitu berpikirlah bahwa kita adalah pembawa virus yang bisa menularkan orang-orang disekitar kita. Menurut data yang didapat dari pusat penanganan wabah Korea Selatan, dikatakan bahwa 30% pasien positif di Korea Selatan itu tidak menunjukan gejala/telat menunjukkan gejala hingga beberapa hari setelah infeksi. Ditambah lagi usia 29 tahun ke bawah yang kebanyakan tidak berpotensi mengalami gejala berat hingga kematian jika terinfeksi virus dari penyakit Covid19 ini. Artinya, kita sangat mungkin berpotensi menjadi pembawa virus tanpa merasakan efek yang ditimbulkan oleh virus tersebut. Sehingga pola pikir bahwa “takutlah menularkan orang lain” menjadi satu hal yang penting terutama bagi kalangan usia 20-40 tahun yang memilliki tingkat mobilisasi cukup tinggi diantara kalangan usia lainnya.
Sebagai seorang muslim, meski kita berpikir bahwa himbauan yang dikeluarkan mungkin tidak sesuai dengan pendapat kita mengenai tidak bolehnya sholat berjamaah di masjid, tapi kita bisa melihat himbauan tersebut dengan sudut pandang lain. Jika kita berpikir bahwa tidak sholat di masjid berlawanan dengan kebiasaan kita dan bisa mengurangi pahala kita, maka mari coba berpikir bahwa dengan tidak sholat di masjid kita bisa menyelamatkan jiwa orang lain dan juga keluarga kita di rumah terutama orang tua. Dalam suatu hadits dari Abdullah bin ‘Amru. Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Seorang muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah” (Shahih Bukhari). Hadits tersebut menyampaikan kepada kita bahwa hendaklah seorang muslim itu selalu menjaga hubungan baik dengan muslim lainnya dan tidak “mencelakai” dengan ucapan dan perbuatannya. Dengan berpegangan pada hadits tersebut, maka saya yakin banyak orang akan memahami dan mengindahkan fatwa yang dikeluarkan oleh MUI pusat. Karena menjadi seorang muslim sejatinya harus manjadi penyebar kebaikan bagi semesta alam, bukan malah menyebarkan keburukan dengan sikap arogan diri kita. Boleh jadi pahala yang didapat dari sholat berjamaah akan berkurang, tapi pahala dari berbuat baik dengan sesame muslim lainnya bisa kita dapatkan. Wallahu’lam.
Tadabbur Surat Thaha dan Kisah Masuk Islam Sahabat Umar bin Khattab ra
Oleh: Aji Teguh (@BungAji)
Dalam fragmen sirah sahabat Umar bin Khattab yang masyhur, ada episode ketika ia bergegas membawa pedang berjalan penuh amarah. Lelaki perkasa, “preman” kota Mekkah saat itu sedang marah karena ada ada sosok manusia membawa risalahnya, yang dengannya menurut Umar, telah memecah belah persatuan kaumnya. Tapi apa dinyana, karena di tengah perjalanan, Umar berpapasan dengan Nu’aim bin Abdullah, Umar beritahu maksud perjalanannya itu, tapi Nu’aim malah mengabarkan bahwa sang adiknya telah masuk Islam.
Kagetlah Umar!, langsung sejurus kemudian beliau menuju rumah adiknya, Fatimah binti Al Khattab. Di depan rumah adiknya, Umar malah mendengar lantunan ayat-ayat yang dibawa oleh seorang manusia mulia yang ingin dibunuhnya, ayat-ayat itu menyentak hatinya Umar. Memasuki Qalbu di sudut fitrahnya yang terdalam.
Siapakah manusia yang membawa Risalah peradaban yang tinggi dan mulia untuk semesta alam ini? Ialah Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam.
Seperti yang kita ketahui di akhir penggalan kisah Umar di atas, Umar akhirnya menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk masuk Islam.
Begitu sederhana asbab masuk Islam nya Umar, setelah ia mendengar lantunan ayat suci Al Quran, lantunan Surat Thaha. Tanpa paksaan, tanpa gelut, tanpa iming iming harta dan tahta apalagi wanita.
Ayat-ayat dari Surat Thaha yang didengar Umar pun tidak seluruh ayat, hanya di episode awal surat Thaha, ayat 1 hingga 8, menjadi wasilah Umar untuk memasuki Dien yang menyelamatkannya dari Api Neraka.
Bagaimana sebenarnya kandungan 8 ayat dari Thaha yang menjadi penghantar Umar mereguk hidayah dari Rabb-nya?
طه (1)
Thaha
مَا أَنزلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى (2)
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah
إِلا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (3)
tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)
Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang barhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai Al-asma-ul husna (nama-nama yang baik).
Ma sha Allah, Maha benar Allah atas segala firman-Nya..
Dalam Tafsir Fii Zhilalil Qur’an karya Sayyid Qutb, redaksi Surat Thaha ditujukan kepada Rasulullah, “Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah” dengan Al Qur’an atau karena Al Qur’an. Kami tidak menurunkannya agar kamu sulit membacanya, dan lelah beribadah dengannya hingga melebihi kemampuan yang kamu miliki dan akhirnya membuat kamu sengsara. Al Qur’an itu dimudahkan untuk dilafalkan. Tugas-tugas yang dibebankan tidak melampaui batas-batas kemampuan kita sebagai manusia. Al-Qur’an tidak memberikan tugas kepada kita kecuali yang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita. Beribadah sesuai dengan kita adalah nikmat, bukan adzab. Juga berpeluang untuk menjalin komunikasi dengan Allah, meminta bantuan kekuatan dan ketenangan dari-Nya, dan munculkan rasa ridho, akrab dan connected.
Kami tidak menurunkannya kepadamu agar kamu menjadi sengsara disaat orang orang tidak beriman kepadanya. Kamu tidak ditugaskan untuk memaksa mereka agar beriman, dan tidak untuk membuat jiwamu menjadi sedih.
Hal ini menjawab tuduhan kaum kafir sebagaimana dalam Tafsir Ibnu Katsir terkait Surat Thaha ayat 2, bahwa ketika Allah Swt. menurunkan Al-Qur’an kepada Rasul-Nya, dan Rasul beserta para sahabatnya mengamalkannya, maka orang-orang musyrik berkata bahwa tidak sekali-kali Allah menurunkan Al-Qur’an ini kepada Muhammad melainkan agar dia menjadi susah. Padahal duduk perkara yang sebenarnya tidaklah seperti apa yang didugakan oleh orang-orang yang tidak percaya kepada Al-Qur’an, bahkan barang siapa yang diberi ilmu oleh Allah, maka sesungguhnya Allah menghendaki baginya kebaikan yang banyak, dan ilmu itu adalah wahyu Al-Qur’an. Seperti yang telah disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui Mu’awiyah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda.
Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka Allah menjadikannya pandai dalam agama.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan Surah Thaha ayat 2 : “Tidak, demi Allah, Allah tidak menjadikan Al-Qur’an baginya sebagai kesusahan. Tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat, cahaya, dan petunjuk ke surga”.
Ini lah penggalan surat Thaha yang menyentuh Jiwa Sang Lelaki Perkasa, yang awalnya keras hatinya, begitu keras penentangannya terhadap dakwah yang dibawa Rasulullah.
Ayat-ayat ini, khususnya ayat kedua surat Thaha, memang ditujukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun seperti kita ketahui, menurut penjelasan Syaikh Utsaimin dalam kitabnya Syarh Riyadus Salihin, suatu pembicaraan yang ditujukan kepada Nabi berarti ditujukan pula kepada umatnya, kecuali ada dalil yang menjelaskan bahwa masalah itu khusus baginya, maka tidak berlaku umum bagi umatnya. Adapun jika tidak ada dalil yang menjelaskan tentang kekhususannya, berarti dalil itu berlaku umum baginya dan bagi umatnya.
Lantas, ketika surat Thaha, khususnya di ayat kedua “Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah” ditujukan kepada kita semua , bagaimana perasaan dan pikiran kita terhadap ayat ini?
Bagaimana kita memandang Al Qur’an yang mulia ini?
Apakah Al Qur’an hanya sebatas sebagai pajangan di rumah semata?
Masihkah kita merasa terbebani dan merasa susah dalam membaca ayat-ayat Cinta-Nya?
Apakah kita begitu merasa keberatan mentadabburi bahkan mengamalkan ayat demi ayat Al Quran?
Apakah kita begitu merasa sibuk dengan urusan pekerjaan kita daripada dekat dengan Al Quran?
Itulah mengapa, Syeikh Shalih bin Abdul Aziz berpendapat, “Senang membaca Al Quran & dekat dengannya adalah salah satu tanda baiknya hati seseorang”.
Kalau kita masih merasa begitu berat, tidak senang bahkan terpaksa dalam membaca Al Qur’an, tidak nyaman berdekatan dengan Al Quran, sangat bisa jadi ada yang salah dengan hati kita, diperlukan menata hati kita lagi, dibutuhkan mensucikannya dengan lafaz-lafaz Istighfar dan mohon ampun kepada Rabb yang menciptakan kita.
Dan mohon kepada Dzat yang membolak balikkan hati, agar hati kita didekatkan dengan Al Quran, senantiasa merindu dan bahagia hidup bersama Al Quran.
Dalam beramal shalih, sebaiknya kita mempelajari dan memahami bagaimana agar amal-amal tersebut bernilai pahala di sisi Allah Ta’ala.
Disitulah pentingnya ilmu dalam beramal. Karena sesungguhnya Allah Ta’ala meninggikan derajat orang-orang yang beriman serta berilmu.
InsyaAllah, bila kita melakukan aktivitas sehari-hari, namun dilandasi dengan ilmu yang Islam ajarkan, maka akan bernilai ibadah. Istirahat kita, makan dan minum kita, kerja kita, InsyaAllah akan bernilai ibadah. Namun, bila tanpa ilmu, bisa jadi shalat atau pun puasa menjadi kurang sempurna pahalanya. Semoga Allah Ta’ala memberkahi kita juga dengan ilmu yang bermanfaat.
Apa yang harus kita perhatikan dalam beramal? Setidaknya ada 3 hal yang sangat penting diperhatikan.
1. Niat Ikhlas
Setiap amal bergantung dari niatnya. Mari kita niatkan amal kita semata-mata karena Allah Ta’ala.
2. Sesuai dengan ajaran Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
Dengan mencontoh amal shalih yang diajarkan oleh Rasulullah, InsyaAllah kita akan selamat dan mendapatkan pahala yang juga lebih sempurna. Misal saja shalat qabliyah shubuh. Shalat qabliyah shubuh yang dipercepat ternyata lebih utama dari yang diperlambat, sesuai dengan contoh Rasulullah.
3. Waktu dan tempat beramal
Dalam beramal shalih, wakti dan tempat melakukan amal tersebut juga penting diperhatikan. Misalnya saja 10 hari pertama bula Dzulhijjah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, “Tidak ada hari-hari yang amalan shalih lebih dicintai Allah dari pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini.” Dengan memperhatikan waktu dan tempat beramal shalih, InsyaAllah amal ibadah kita akan bernilai lebih.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kita taufiq dan hidayah. Aamiin.