Home Kabar PKS Daebak!! Ada Webinar Geopolitik Yang Diadakan PKS Korsel, “Mungkinkah Korut dan Korsel Reunifikasi?”

Daebak!! Ada Webinar Geopolitik Yang Diadakan PKS Korsel, “Mungkinkah Korut dan Korsel Reunifikasi?”

0
Daebak!! Ada Webinar Geopolitik Yang Diadakan PKS Korsel, “Mungkinkah Korut dan Korsel Reunifikasi?”

Seoul (12/11) – PIP PKS (Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera) Korea Selatan yang diketuai oleh Aji Teguh telah mengadakan webinar bertajuk “Mungkinkah Korea Utara dan Korea Selatan Reunifikasi?” ramai menjadi diskusi hangat di sabtu malam (12/11). Pembicaranya adalah PhD candidate Korea University di bidang international studies, Annisa Pratamasari, serta acara dimoderatori oleh Ruly Octareza, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Korea.

Para tamu dan undangan yang telah memberikan memberikan sambutan, Bapak Riza mewakili KBRI Seoul menyampaikan pesan dan rekaman video dari Ibu Zelda selaku KUAI (Kuasa Usaha Ad Interim), dan Gregorius Rionugroho Harvianto, PhD selaku ketua Forum APIK (Asosiasi Peneliti Indonesia di Korea).

Webinar yang berbicara tentang hubungan geopolitik di semenanjung Korea ini membahas bagaimana hubungan antara negara Korea Utara dan Korea Selatan sejak perang korea. 

Perang Korea adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan yang terjadi sejak 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953. Perang ini juga disebut perang proksi antara Amerika Serikat bersama sekutu PBB-nya dengan Tiongkok yang bekerjasama dengan Uni Soviet. Setelah 3 tahun terjadi perperangan pada 27 Juli 1953 akhirnya mereka menanda tangani perjanjian gencatan senjata. Mereka adalah Amerika Serikat, Korea Utara, dan Tiongkok yang melakukan tanda tangan perjanjian gancatan senjata. Kenapa Korea Selatan tidak ikut menandatangani perjanjian? Itu karena Presiden Korea Selatan pada saat itu Syngman Rhee menolak untuk menandatangi perjanjian itu, Republik Korea dianggap tidak berpartisipasi dalam perjanjian tersebut. Jadi secara formal hingga saat ini mereka masih dalam mode konflik yang suatu saat bisa pecah karena gencatan senjata hanya bersifat temporary (sementara).

Meskipun sekarang kondisi Korea Utara dan Korea Selatan sedang kondusif ternyata warga negara dari kedua belah pihak ada beberapa menginginkan untuk reunifikasi. Akan tetapi hal itu menimbulkan pro dan kontra meskipun suatu saat nanti menandatangi Peace Treaty (mengakhiri peperangan secara permanen) reunifikasi pun akan sulit diterapkan salah satunya seperti survei opini public 2020 di Korea Selatan yang dilakukan oleh Carnegie Survey sebanyak 38.5% menginginkan reunifikasi lewat jalur dialog da negosiasi, 33.9% memilih hidup damai berdampingan dalam artian tetap ada negara Korea Utara dan Korea Selatan hanya saja tidak ada pembatasan warga untuk saling mengunjungi satu sama lain, 13.7% tidak mendukung reunifikasi, 11.3% penyatuan melalui absorption (pencaplokan), 1.5% penyatuan melalui konflik dan 1.1% tidak tahu. Hal itu terjadi karena warga Korea Selatan berpendapat seberapa banyak harus mengeluarkan uang untuk penyatuan Semenanjung Korea karena antara Korea Utara dengan Korea Selatan terjadi kesenjangan ekonomi yang sangat jauh.

Namun, pada survei public opinion di tahun 2021 yang bersumber dari Korea Institute for National Universities (KINU) menyatakan bahwa warga yang menginginkan untuk damai hidup berdampingan tanpa konflik mengalami peningkatan menjadi 56.5% sedangkan warga yang menginginkan reunifikasi sebanyak 25.4%. Warga yang menginginkan hidup berdampingan rata-rata adalah milenial dan anak-anak muda. So, buat para milenial dan anak-anak muda Indonesia mari buat perubahan untuk Indonesia Emas.

Akan tetapi meskipun banyak yang kontra pihak pemerintahan sangat ingin melakukan reunifikasi dengan alasan sebagai berikut:

– Untuk pengembangan ekonomi.

– Agar identitas nasionalnya semakin kuat bila bersatu.

– Memberikan kebebasan, HAM, kebahagian hidup untuk semua orang Korea khususnya Korea Utara.

– Potensi kapitalisasi untuk kekuatan nasional serta butuh transisi dari pulau yang sepi agar menjadi stabil.

– Prasyarat hubungan matang yang harus dipertahankan Asia Timur abad ke-21 dengan komunitas global.

Dan untuk mewujudkan hal tersebut banyak tantangannya baik secara politik, ekonomi dan kebudayaan sosial.

Apabila mereka reunifikasi pasti keren gak tuh?

Dan sebuah informasi nih meskipun Korea Utara dan Korea Selatan konflik hubungan Indonesia dengan kedua negara tersebut tetap adem ayem berkat politik luar negeri Indonesia yang menganut asas Bebas-Aktif.

So, netizeners tetap bijak di dunia maya jangan sampai merusak image Indonesia di mata dunia yaa.

Humas PKS Korea Selatan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here