Seoul (10/02) — Ketua Pusat Informasi dan Pelayanan (PIP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Korea Selatan, Aji Teguh, memimpin rombongan mengunjungi partai terbesar yang ada di Negara Korea Selatan, Democratic Party of Korea.
Dalam kesempatan kunjungan ini, tim kunjungan PKS Korsel menghadiahkan Democratic Party alat musik tradisional khas dari Pusau Rote Nusa Tenggara Timur (NTT), Sasando Rote.
“Budaya ini harus terus dilestarikan. Sasando Rote ini merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia yang sudah ada sejak abad ke 7, bahkan budaya ini telah terkenal di mancanegara,” ujar Aji
Aji Teguh, yang juga sedang mengenyam pendidikan Ph.D. ini juga menambahkan, merupakan kesempatan bagi para kader PKS yang tersebar di seluruh dunia untuk mengenalkan budaya bangsa Indonesia.
“Indonesia memiliki 1340 suku dan 718 bahasa, Sasando Rote adalah satu dari kekayaan bangsa Indonesia yang begitu melimpah yang perlu terus dikenalkan ke berbagai negara di Dunia” Terang Aji Teguh.
Pada kesempatan itu juga, ketua PIP yang telah menyelesaikan master degree Electronics Engineering di Kookmin University di kota Seoul, juga mengucapkan terima kasih kepada Democratic Party yang telah menerima kunjungan dan berharap agar terbangun komunikasi yang berkelanjutan.
Dalam kunjungan yang diadakan di gedung National Assembly, turut menyambut dari Democratic Party of Korea, Director International Affairs Bureau, Kim Hyun Kuk, dan Deputy Manager International Affairs Bureau, Sung Chulkwon.
Seoul (10/02) – Pusat Informasi dan Pelayanan (PIP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Korea Selatan melakukan kunjungan ke Democratic Party (Daeburo Munjidang) of Korea di Seoul, Kamis (10/12/2022) dalam kegiatan “Youth Diplomacy” oleh Pengurus PIP PKS Korea Selatan. Pertemuan ini merupakan bagian dari program PKS dalam membangun komunikasi dengan semua pihak yang ada di Luar Ngeri.
Ketua PIP PKS Korea Selatan Aji Teguh mengatakan, PKS membuka komunikasi dengan semua pihak, dalam hal ini tidak terkecuali dengan partai terbesar yang ada di Korea Selatan. Hal ini sejalan dengan program BPPLN (Badan Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri) PKS dimana seluruh struktur PKS yang ada di luar negeri perlu membangun komunikasi dengan berbagai elemen yang ada di negara setempat.
“Dengan kunjungan ini, harapan nya kita dapat turut serta membangun komunikasi yang konstruktif dalam rangka perwujudan perdamaian dunia seperti yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945,” ungkap Aji Teguh.
“Dalam kesempatan diskusi ini, perwakilan Democratic Party bercerita bagaimana proses pemilihan presiden Korea Selatan yang tengah berlangsung, memberikan pandangan tentang isu reunifikasi Korea Utara dan Korea Selatan, memaparkan bagaimana orang Korea memandang Islam, serta mengapresiasi kunjungan PKS Korsel sebagai langkah yang positif” tambahnya.
Lebih jauh Aji Teguh mengungkapkan, saat ini PKS juga sedang melakukan rekrutmen masif bagi WNI (Warga Negara Indonesia) yang ingin bergabung dengan PKS yang ada Luar Negeri, termasuk yang ada di Korea Selatan, bahkan terbuka bagi yang ingin menjadi pejabat calon legislatif untuk dapil luar negeri. “Untuk menjadi anggota PKS, masyarakat dapat mendaftar dengan mudah melalui website daftar.pks.id atau langsung melalui struktur PKS Korsel untuk mendapatkan KTA (Kartu Tanda Anggota)” tutur Aji.
Tak lupa, dia juga megucapkan terima kasih dan harapan agar komunikasi yang konstruktif ini terus berlanjut.
Dalam diskusi yang diadakan di gedung National Assembly, turut menyambut Director International Affairs Bureau dari Democratic Party South Korea, Kim Hyun Kuk, dan Deputy Manager International Affairs Bureau, Sung Chulkwon.
(Seoul 6/2). Ketika mendengar kata “Korea”, banyak orang yang ingin sekali untuk bisa menginjakan kaki di negeri K-POP tersebut. Bagaimana tidak, Korea Selatan merupakan salah satu negara maju yang berada di Asia. Jadi tak heran apabila banyak WNI yang ingin mengenyam pendidikan maupun bekerja di Korea Selatan. Salah satunya Bang Aji Teguh selaku Ketua PKS Korea Selatan, beliau sedang mengenyam pendidikan S2 nya di Kookmin University, Seoul, Korea Selatan dan di tahun ini akan melanjutkan ke S3 nya di Pusan National University di Kota Busan.
Sistem pendidikan di Korea Selatan tak jauh berbeda dengan di Indonesia, yaitu:
1 hingga 3 tahun masa prasekolah dan taman kanak-kanak.
6 tahun sekolah dasar.
3 tahun sekolah menengah pertama.
3 tahun sekolah menengah atas.
4 tahun sekolah tinggi atau universitas, yang juga menawarkan kuliah-kuliah pascasarjana: Master degree 2 tahun dan Doctoral degree/PhD 3 tahun.
Akan tetapi, yang membedakannya jam belajarnya karena di Korea Selatan persaingannya sangat ketat siswa siswi nya sangat mati-matian dalam belajar dan les.
Terdapat banyak sekali beasiswa agar bisa melanjutkan ke perguruan tinggi di Korea Selatan. Berikut ini daftar beberapa beasiswa yang bisa diikuti:
Di dalam negeri terdapat beberapa beasiswa, seperti:
Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Program Magang Doktoral dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Luar Negeri dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI).
Beasiswa S2 Luar Negeri Kementrian Kominfo.
Sedangkan yang dari Korea Selatan ada beasiswa dari:
Korean Government Scholarship Program (KGSP) atau Program Government Korean Scholarships (GKS) http://niied.go.kr.
The Korea International Cooperation Agency (KOICA) Scholarship Program www.training.koica.go.kr.
POSCO Fellowship for Graduate Institute of Ferrous Techology (GIFT) Student di POSTECH www.admission.postech.ac.kr.
Korea Greenn Promotion Agency (KGPA), AFoCo Landmark Graduate Scholarship Program dari ASEAN-Korea Forest Cooperation (AFoCo) www.afocosec.org.
Selain itu juga ada beasiswa dari Universitas di Korea:
Research Assistant Scholarship di berbagai universitas di Korea (30-100% potongan tuition fee).
Beasiswa dari Park Chung Hee School of Policy and Saemaul, Yeungnam University. Berkesempatan mendapatkan beasiswa penuh apabila memenuhi persyaratan nilai tertentu. Informasi selengkapnya klik psps.yu.ac.kr.
Ewha Global Partnership Program (EGPP) di Ewha Women University. Informasi selengkapnya klik www.ewha.ac.kr.
University of Science and Technology (UST) Scholarship. Informasi selengkapnya klik admission.ust.ac.kr.
SRD Scholarship Program di Dongguk University. Informasi selengkapnya klik www.dongguk.edu.
Scholarship for International Students di University of Seoul. Informasi selengkapnya klik kiice.uos.ac.kr.
Beasiswa di UNIST Korea
Ulsan National Institute of Science and Technology (UNIST) melalui School of Urban and Environmental Engineering menyediakan program beasiswa Internasional. Informasi selengkapnya klik www.unist.ac.kr.
Gimana nih Yeorobun tertarik untuk melanjutkan kuliah di Korea Selatan? Cus segera cek ke websitenya. Yeorobun Hwaiting!!!
Peserta Webinar Jalan Ninja Meraih Beasiswa dan Bekerja di Negeri K-POP
Selain bisa mendapatkan beasiswa di Korea Selatan, kita juga bisa berkesempatan untuk bekerja di Korea Selatan. Salah satunya kita bisa ikut program “G to G” dari BP2MI atau ketika kita sudah lulus kuliah dari Universitas di Korea, kita bisa melamar kerja di Korea Selatan lewat beberapa platform seperti Link in, Saramin, Job Korea. Seperti yang dijalanin Bang Nur Hadi ketika selesai kuliahnya beliau apply CV di perusahaan Korea Selatan.
Anyway, kita sebagai warga negara asing (WNA) di Korea Selatan pasti butuh adaptasi dengan sikap warga lokal. Seperti yang dikatakan Bang Nur Hadi selama di Korea Selatan terdapat sisi positif dan sisi negatifnya.
Sisi positifnya:
– Exposure in all aspects.
– Cutting edge technolog.
– Saving money.
– Travel opportunity/Hajj
Sisi negatifnya:
– Language barrier.
– Challenging environment /weather.
– Islamophobia.
– Racism.
– Homesick.
– Stress & Depression.
Daaan, Korea Selatan terkenal dengan budaya minum-minum (minuman beralkohol). Kita sebagai muslim terlebih dahulu bilang ke orang Korea kalau kita tidak minum alkohol dan mereka pun bisa mengerti. So, jangan sungkan untuk menolak yang haram ya Yeorobun.
Tim Humas PKS Korea Selatan
Simak Webinar Jalan Ninja Kuliah dan Bekerja di Negeri K-POP di channel PKS Korea Selatan
Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway dengan kekayaan 96.5 Miliar USD, yang merupakan orang kaya ketiga di Dunia pernah mengatakan Digital Transformation merupakan realitas fundamental untuk bisnis hari ini.
Di era disrupsi seperti saat ini, organisasi yang menunda transformasi digital dapat menempatkan mereka pada potensi risiko kegagalan.
Dalam studi Twilio, 97 persen perusahaan telah melaporkan bahwa COVID-19 telah mempercepat transformasi digital mereka, dan 68 persen diantaranya mengatakan pandemi mempercepat transformasi digital mereka.
Bagaimana di Indonesia?
Dengan penduduk lebih dari 272 juta orang, Indonesia memiliki potensi potensi pasar digital lebih dari 2000 Triliun… satu kata ketika denger data ini: waww!
Menurut oracle,setidaknya ada 5 benefit dari implementasi Transformasi Digital pada sebuah organisasi:
Analisa sebuah permasalahan lebih dalam berbasis pengetahuan yg dapat diimplementasi.
Meningkatkan keamanan, kualitas, dan produktivitas.
So, jelas banget bagi organisasi seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk melakukan Transformasi Digital agar dapat mampu berkolaborasi dengan seluruh elemen bangsa lebih cepat, efektif, dan efisien. Gak pakai lama apalagi pungli pungli!.
Di Rakernas (Rapat Kerja Nasional) PKS tahun 2022, partai berlambang bulan sabit kembar berwarna oranye ini telah me release:
e-Perpus PKS Masyarakat dapat membaca e-book secara gratis dari layanan
e-KTA PKS Kemudahan masyarakat mendaftar sebagai anggota PKS dengan mendapatkan KTA (Kartu Tanda Anggota).
e-BCAD Siapa pun bisa mendaftar sebagai bakal calon anggota dewan dari PKS.
e-Iuran Anggota Kemudahan anggota membayar iuran partai.
e-Arsip Masyarakat bisa membaca dan men download kiprah Fraksi PKS di Parlemen dan berbagai layanan lainnya.
Maka sudah sah lah PKS telah menjadi Leading Digital Party. Congrats!
Aji Teguh P, M.Sc. Ketua PKS Korea Selatan PhD Student Computer Engineering Busan National University, Korea Selatan.
Today (31/01/2022) bertepatan dengan liburan Seollal di Korea Selatan. Biasanya liburan Seollal berlangsung selama 3 hari. Bagi orang Korea, Seollal itu merupakan hari besar dan sangat penting sama halnya dengan kita muslim Indonesia ketika lebaran Idhul Fitri orang Indonesia pun pasti mudik ke kampung halamannya masing-masing. Begitu pula dengan orang Korea mereka juga melakukan mudik ke gohyang (read: kampung halaman). Sebuah informasi buat Yeorobun nih Seollal itu merupakan hari raya rakyat Korea yang terbesar dan terpenting. Sehingga hari liburnya berlangsung selama 3 hari karena dianggap saking pentingnya daripada tahun baru kalender Gregorian (kalender Masehi).
Biasanya Seollal jatuh pada tanggal yang sama dengan tahun baru Imlek, kecuali ketika bulan baru muncul antara jam 15:00 UTC (tengah malam waktu Korea) dan 16:00 UTC (tengah malam waktu Cina). Dalam kasus ini (rata-rata terjadi 24 tahun sekali), bulan baru akan muncul “keesokan harinya” di Korea dibanding di Cina, dan Seollal akan dirayakan sehari setelah Imlek di Cina.
Yeorobun, di Seollal kali ini PKS Korsel mengadakan rihlah ski bersama dengan para WNI yang ada di Korsel. Dan disaat Seollal banyak sekali para PMI dan Mahasiswa/i Indonesia yang libur. Jadi dimomen ini tak hanya para orang Korea saja yang mudik ke kampung halaman bahkan orang Indonesia pun ikut mudik. Eits… tapi bukan mudik ke Indonesia melainkan mudik ke kota Ansan. Yups,, Kota Ansan terkenal dengan ‘Da Munhwa’ (read: semua budaya) karena saking banyaknya pekerja asing dari berbagai negara dan tak luput jumlah PMI (Pekerja Migran Indonesia) juga sangat banyak.
Jadi, buat Yeorobun ketika berkunjung ke Korea jangan lupa mampir ke kota Ansan biar bisa merasakan vibe Indonesia di negeri Ginseng. Maka dari itu sangat banyak sekali peminat yang ingin ikut main ski bareng PKS Korsel, namun karena quota bus terbatas, pada rihlah kali ini hanya menampung sebanyak 45 peserta saja. Suasana selama perjalanan sangat berasa seru ketika para peserta diajak main tebak-tebakan seputar PKS. Dan ketika sampai di Jisan Resort peserta sangat excited dan tak sabar untuk mencoba dan bergaya ala-ala peselancar. Meskipun banyak dari kita yang belum mahir namun mereka terus mencobanya. Karena jika kita gagal dan tidak mau mencoba berulang kali sampai kapan pun akan terus gagal. So Yeorobun jangan pernah takut untuk mencoba suatu hal yang belum pernah jalani. Karena jika kita tidak mencobanya kita tidak akan pernah tahu hasilnya.
Dalam sebuah survey di Korea Selatan pada tahun 2011, penyanyi Jo-Kwon terpilih menjadi suami terbaik dalam reality tv show “We Got Married”.
Eiits, jangan heboh dulu bwt para pecinta Korea. Survey ini adalah survey yang dilakukan kepada pasangan yang sedang “pretending” atau pura2 menjadi suami istri. Jadi ini hanya survey yang tampak di layar TV saja. Bagaimana kehidupan asli Jo-Kwon? apakah memang benar sangat baik luar dalam? Saya ga tahu.
Menjadi sosok suami terbaik adalah “predikat” yang harus diraih bagi seluruh Muslim di hadapan Allah Tabaraka Wata’ala. Ingat ya, menjadi suami terbaik bukan untuk dihadapan manusia apalagi di hadapan TV, sebagaimana sabda baginda Rasulullah:
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى. رواه الترمذى
“Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah shallallau ‘alaihi wasallam berasabda: “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” {Hadits Riwayat Tirmidzi}
Ketika kita, para suami, menjadi pribadi yang terbaik bagi keluarganya, pada dasarnya kita sedang berkontribusi membangun batu bata peradaban terbaik. Karena suami yang baik kepada istrinya akan membuat istrinya juga bahagia dan baik kepada anak-anaknya ketika mendidik. Ayah yang baik kepada anak-anaknya akan diduplikat oleh anak-anaknya untuk berbuat baik kepada orang lain bahkan akan menjadi inspirasi mereka kelak dalam membina rumah tangga mereka sendiri di masa depan. Efek domino yang dahsyat bukan?
Gimana guys, jadi semangat untuk menjadi lelaki terbaik bagi keluarga? Harus doong !! 🙂
Seoul (12/11) – PIP PKS (Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera) Korea Selatan yang diketuai oleh Aji Teguh telah mengadakan webinar bertajuk “Mungkinkah Korea Utara dan Korea Selatan Reunifikasi?” ramai menjadi diskusi hangat di sabtu malam (12/11). Pembicaranya adalah PhD candidate Korea University di bidang international studies, Annisa Pratamasari, serta acara dimoderatori oleh Ruly Octareza, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Korea.
Para tamu dan undangan yang telah memberikan memberikan sambutan, Bapak Riza mewakili KBRI Seoul menyampaikan pesan dan rekaman video dari Ibu Zelda selaku KUAI (Kuasa Usaha Ad Interim), dan Gregorius Rionugroho Harvianto, PhD selaku ketua Forum APIK (Asosiasi Peneliti Indonesia di Korea).
Webinar yang berbicara tentang hubungan geopolitik di semenanjung Korea ini membahas bagaimana hubungan antara negara Korea Utara dan Korea Selatan sejak perang korea.
Perang Korea adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan yang terjadi sejak 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953. Perang ini juga disebut perang proksi antara Amerika Serikat bersama sekutu PBB-nya dengan Tiongkok yang bekerjasama dengan Uni Soviet. Setelah 3 tahun terjadi perperangan pada 27 Juli 1953 akhirnya mereka menanda tangani perjanjian gencatan senjata. Mereka adalah Amerika Serikat, Korea Utara, dan Tiongkok yang melakukan tanda tangan perjanjian gancatan senjata. Kenapa Korea Selatan tidak ikut menandatangani perjanjian? Itu karena Presiden Korea Selatan pada saat itu Syngman Rhee menolak untuk menandatangi perjanjian itu, Republik Korea dianggap tidak berpartisipasi dalam perjanjian tersebut. Jadi secara formal hingga saat ini mereka masih dalam mode konflik yang suatu saat bisa pecah karena gencatan senjata hanya bersifat temporary (sementara).
Meskipun sekarang kondisi Korea Utara dan Korea Selatan sedang kondusif ternyata warga negara dari kedua belah pihak ada beberapa menginginkan untuk reunifikasi. Akan tetapi hal itu menimbulkan pro dan kontra meskipun suatu saat nanti menandatangi Peace Treaty (mengakhiri peperangan secara permanen) reunifikasi pun akan sulit diterapkan salah satunya seperti survei opini public 2020 di Korea Selatan yang dilakukan oleh Carnegie Survey sebanyak 38.5% menginginkan reunifikasi lewat jalur dialog da negosiasi, 33.9% memilih hidup damai berdampingan dalam artian tetap ada negara Korea Utara dan Korea Selatan hanya saja tidak ada pembatasan warga untuk saling mengunjungi satu sama lain, 13.7% tidak mendukung reunifikasi, 11.3% penyatuan melalui absorption (pencaplokan), 1.5% penyatuan melalui konflik dan 1.1% tidak tahu. Hal itu terjadi karena warga Korea Selatan berpendapat seberapa banyak harus mengeluarkan uang untuk penyatuan Semenanjung Korea karena antara Korea Utara dengan Korea Selatan terjadi kesenjangan ekonomi yang sangat jauh.
Namun, pada survei public opinion di tahun 2021 yang bersumber dari Korea Institute for National Universities (KINU) menyatakan bahwa warga yang menginginkan untuk damai hidup berdampingan tanpa konflik mengalami peningkatan menjadi 56.5% sedangkan warga yang menginginkan reunifikasi sebanyak 25.4%. Warga yang menginginkan hidup berdampingan rata-rata adalah milenial dan anak-anak muda. So, buat para milenial dan anak-anak muda Indonesia mari buat perubahan untuk Indonesia Emas.
Akan tetapi meskipun banyak yang kontra pihak pemerintahan sangat ingin melakukan reunifikasi dengan alasan sebagai berikut:
– Untuk pengembangan ekonomi.
– Agar identitas nasionalnya semakin kuat bila bersatu.
– Memberikan kebebasan, HAM, kebahagian hidup untuk semua orang Korea khususnya Korea Utara.
– Potensi kapitalisasi untuk kekuatan nasional serta butuh transisi dari pulau yang sepi agar menjadi stabil.
– Prasyarat hubungan matang yang harus dipertahankan Asia Timur abad ke-21 dengan komunitas global.
Dan untuk mewujudkan hal tersebut banyak tantangannya baik secara politik, ekonomi dan kebudayaan sosial.
Apabila mereka reunifikasi pasti keren gak tuh?
Dan sebuah informasi nih meskipun Korea Utara dan Korea Selatan konflik hubungan Indonesia dengan kedua negara tersebut tetap adem ayem berkat politik luar negeri Indonesia yang menganut asas Bebas-Aktif.
So, netizeners tetap bijak di dunia maya jangan sampai merusak image Indonesia di mata dunia yaa.
Seoul (9/4) – Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar dan sebagian diantaranya tidak hanya tinggal di wilayah dalam negeri tetapi ada pula yang berada di luar negeri. Ada berbagai alasan bagi mereka yang tinggal di luar negeri, diantaranya adalah untuk belajar dan bekerja. Warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri baik untuk sementara maupun menetap lama dapat disebut sebagai diaspora Indonesia.
Diaspora Indonesia umumnya berada pada kisaran usia muda dan produktif, atau biasa disebut dengan usia milenial. Tidak mudah bagi seseorang memutuskan menjadi diaspora. Hal ini dikarenakan mereka harus siap meninggalkan zona nyaman tanah air Indonesia sebagai tempat kelahiran dan kampung halaman. Di tanah rantau, para diaspora harus adaptif dengan lingkungan baru yang tidak semua orang dapat menjalaninya. Ada banyak perbedaan antara kehidupan di luar negeri dan tanah air Indonesia, mulai dari cuaca, makanan, bahasa, kehidupan sosial budaya, dan masih banyak lagi. Dengan tantangan tersebut, maka mereka yang berada di usia milenial umumnya lebih cepat menyesuaikan diri.
Diaspora milenial PKS Muda yang dihadiri ratusan pemuda dalam dan luar negeri pada tanggal 29 Agustus 2021 kemarin, tidak hanya soal mencari jati diri pribadi di negeri orang. Mereka mempunya potensi dan harapan yang besar dalam pembangunan Indonesia di masa yang akan datang. Kehadiran diaspora Indonesia di luar negeri akan membuktikan bahwa warga negara Indonesia juga mempunyai kemampuan untuk dapat dihargai serta mempunyai nilai manfaat yang lebih di mata dunia. Sharing informasi juga akan membawa Indonesia sebakin global dalam dunia keilmuan dan banyak aspek lainnya. Sebagai contoh saat ini banyak forum ilmiah di tingkat dunia yang mana salah satu penggeraknya tidak lain adalah diaspora Indonesia. Sebagian organisasi dunia juga menempatkan diaspora Indonesia sebagai salah satu jajarannya.
Para diaspora Indonesia yang selanjutnya kembali ke tanah air tentu akan menjadi magnet keilmuan tersendiri di lingkungannya. Sharing keilmuan dan informasi akan terjadi sehingga masyarakat Indonesia akan semakin kaya ilmu serta semakin luas wawasannya. Sebagai contoh, mereka yang sebelumnya belajar di luar negeri maka selanjutnya dapat memberikan informasi yang didapat pada lingkungan tempat kerjanya seperti di Universitas maupun instansi lain di Indonesia. Tentunya, diaspora Indonesia sangat berperan penting dalam pembangunan di Indonesia.
Pun demikian dengan PKS sebagai partai yang solid dengan sumber daya manusia yang berkualitas. PKS tidak hanya berdikari di wilayah Indonesia tetapi juga berkembang di berbagai wilayah luar negeri secara global di dunia. Kekuatan PKS luar negeri tentunya digerakkan oleh para diaspora Indonesia yang tidak perlu diragukan lagi prestasinya.
Sebagai contoh, PKS Korea Selatan yang saat ini dikomando oleh Aji Teguh, sebagai seorang CEO muda dan juga saat ini sedang menempuh pendidikan pasca sarjana di Korea Selatan. PKS Korea Selatan juga digerakkan oleh tim solid dengan para anggota dari diaspora milenial yang bertalenta. PKS Belanda diketuai oleh Fajar, seorang lulusan Civil Engineering Management Hanzehogeschool Groningen Belanda. PKS Taiwan diketuai oleh Derry Yusuf, lulusan master degree di National Taiwan University. PKS Jerman ada sosok muda berprestasi Fiddinul Hayat, seorang lulusan Public Health di Technische Hochschule Mittelhessen yang saat ini sedang melanjutkan master degree. PKS Amerika ada Yusuf seorang Manager IT Product Security di startup termuka di Sillicon Valey.
Wuiih… Gokils banget gak tuhh gaesss profil profil mereka?
Itu baru sedikit lho dari sekian banyak anak anak muda millenial PKS yang sedang berdiaspora ke seluruh dunia.
Yang mau join bergabung belajar berkarya hingga ke seluruh dunia, jangan ragu ragu daftar di bit.ly/PKSMendunia konfirmasi ke wa.me/821056068284 (admin PKS Korea Selatan)
Seoul (9/4) – Alhamdulillah telah dilaksanakan agenda webinar PKS Muda Mendunia pada tanggal 29 Agustus 2021, yang dihadiri via zoom online oleh Ketua PKS Korea Selatan (Aji Teguh), Ketua PKS Taiwan (Derry Yusuf), PKS Jerman (Hayat), Ketua PKS Belanda (Fajar), dan PKS Amerika (Yusuf).
PIP PKS Korea Selatan yang diketuai oleh Aji Teguh, ST., mengadakan acara Dkusi bersama Aleg Fraksi PKS secara daring, Ahad (11/7), pukul 20.30 WKS. Acara yang dihadiri oleh sebagian besar anggota PIP PKS ini turut mengundang Dr. Robin sebagai TA (Tenaga Ahli) dari Fraksi PKS dan membahas isu terkait food estate yang saat ini tengah hangat di nusantara.
Food estate merupakan kebijakan untuk mempercepat program ketahanan pangan yang diharapkan dengan adanya program ini, rakyat Indonesia dapat mengakses makanan pokok yang berkualitas dengan harga terjangkau. Salah satu metode yang digunakan dalam program food estate ini adalah membuka lahan baru sebagai media untuk bercocok tanam atau tambak perairan.
Program yang terbilang tidak baru ini bukan tanpa kendala, disebutkan oleh Dr. Robin setidaknya ada 3 permasalahan utama, yaitu jauhnya lokasi lahan baru dari petani sehingga menyulitkan para petani menuju ke lokasi dan kualitas tanah yang tidak baik untuk bercocok tanam. Selain itu, program ini sepertinya masih saja banyak memiliki kendala-kendala teknis dilapangan.
Nasrullah, anggota PIP PKS Korea Selatan, menyayangkan banyaknya berita keberhasilan program food estate ini di Indonesia masih saja dibarengi dengan kondisi impor bahan pangan yang tentunya bertolak belakang dengan harapan dari program food estate ini.
“Program food estate ini kalau tidak dikawal dengan seksama oleh berbagai elemen bangsa baik itu DPR, DPRD, ataupun masyarakat luas hanya akan menjadi “bancakan” para mafia yang ingin mengeruk sumber daya alam” tutur ketua PKS Korsel yang kerap disapa bang Aji sebagai penutup diskusi.